Kamis, November 18, 2010
Kamis, November 11, 2010
Rumus Matematika SD Kelas 5: Mudah dan Cepat
Meski terdapat banyak metode menghitung FPB KPK seperti pohon faktor atau metode sisir atau metode tegak lurus dari APIQ, pemahaman nalar adalah yang terpenting.
Contoh tentukan KPK dari: 12, 30, 40
Langsung saja jawabannya dengan nalar adalah 120. Karena 120 dapat dibagi oleh 12, 30, atau pun 40. (Selesai).
2. Hitung cepat pecahan campuran.
Pisahkan bilangan bulat dengan bilangan pecahannya. (Jangan disatukan dulu).
17 1/2 + 12 1/3 = ...
17 + 12 = 29
1/2 + 1/3 = 5/6
Jadi, 29 5/6
3. Perbandingan aljabar sederhana.
Contoh:
Perbandingan banyaknya pohon jambu dan pohon mangga adalah 3 : 5. Jika pohon jambu adalah 51 pohon maka banyaknya pohon mangga adalah….
Jawab:
3a : 5a
51 : ???
85.
Betul, banyaknya pohon mangga adalah 85 pohon.
Kamis, November 04, 2010
Gunung Merapi
NABI MUSA
Karbon dioksida
Karbon dioksida (rumus kimia: CO2) atau zat asam arang adalah sejenis senyawa kimia yang terdiri dari dua atom oksigen yang terikat secara kovalen dengan sebuah atom karbon. Ia berbentuk gas pada keadaan temperatur dan tekanan standar dan hadir di atmosfer bumi. Rata-rata konsentrasi karbon dioksida di atmosfer bumi kira-kira 387 ppm berdasarkan volume [1] walaupun jumlah ini bisa bervariasi tergantung pada lokasi dan waktu. Karbon dioksida adalah gas rumah kaca yang penting karena ia menyerap gelombang inframerah dengan kuat.
Karbon dioksida dihasilkan oleh semua hewan, tumbuh-tumbuhan, fungi, dan mikroorganisme pada proses respirasi dan digunakan oleh tumbuhan pada proses fotosintesis. Oleh karena itu, karbon dioksida merupakan komponen penting dalam siklus karbon. Karbon dioksida juga dihasilkan dari hasil samping pembakaran bahan bakar fosil. Karbon dioksida anorganik dikeluarkan dari gunung berapi dan proses geotermal lainnya seperti pada mata air panas.
Karbon dioksida tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan di bawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat pada temperatur di bawah -78 °C. Dalam bentuk padat, karbon dioksida umumnya disebut sebagai es kering.
CO2 adalah oksida asam. Larutan CO2 mengubah warna litmus dari biru menjadi merah muda.
Kapan Mulai Mengajari Anak Sopan Santun?
Tentunya para orang tua akan bangga jika dikatakan bahwa anaknya sangat sopan. Namun sebaliknya, jika anaknya dicap sebagai tak tahu aturan, tentunya sebagai orang tuanya Anda sangat sedih, bukan? Bagaimana mengajari si kecil agar ia bisa berlalu sopan?
Menurut psikolog Hera L. Mikarsa, Ph.D , mengajari sopan santun atau tata krama sebaiknya dilakukan sejak dini. "Bisa dimulai sejak ia berusia 1 atau 1,5 tahun. Saat ia mulai mengerti. "Jadi, jangan tunggu hingga ia besar. Sebab kala ia sudah besar, tentunya ia sudah punya kebiasaan tertentu. Akan memakan waktu lama untuk mengubahnya."
DARI YANG SEDERHANA
Juga, jangan karena menganggap ia masih kecil, lantas dianggap belum penting mengajarkan tata krama. Toh, nanti pelajaran tata krama dan budi pekerti akan didapatkannya saat duduk di bangku TK atau SD. Ini anggapan yang salah. "Sebab, ia belajar di TK juga hanya sebentar, sekitar dua jam. Apa cukup pelajaran budi pekerti dan tata krama yang ia peroleh? Lagi pula, semakin ia besar, semakin sulit hal ini diajarkan."
Kalau sejak kecil tidak diajarkan norma-norma yang baik, bisa jadi kelak ia tumbuh menjadi anak tak tahu aturan. Misalnya, masuk ke rumah orang langsung berlarian ke sana-kemari. Membuka lemari es dan mengambil isinya seenaknya, seakan-akan itu adalah lemari es ibunya.
Tiga Pesan Amirul Haj Kepada Jemaah Haji
Hal itu diungkapkan Amirul Haj saat memberikan keterangan pers tentang penyelenggaraan haji, di Daker, Mekkah, Rabu (3/11), didampingi Naib Amirul Haj KH.Hasyim Muzadi dan KH.Muhammad Muqodas,Dirjen PHU Slamet Riyanto dan Dubes RI di Arab Saudi dan Kesultanan Oman Gatot Abdullah Mansyur.
Amirul Haj juga meminta agar jemaah jangan memaksakan pisiknya, karena inti pelaksanaan ibadah haji masih jauh, yakni wukuf di Arafah. "Mereka harus menjaga kesehatan, jangan sampai pada waktu wukuf terganggu. Namun demikian pemerintah tetap siap mebadalkan atau mensafariwukufkan," ujar Suryadharma.
Amirul Haj Suryadharma Ali berharap agar jemaah haji Indonesia menjaga kekompakan, menjaga nama baik bangsa, karena jemaah haji Indonesia dikenal jemaah yang santun, tawadhu dan dapat diatur serta selalu membawa nama baik bangsanya.
Mari kita sama-sama doakan, kata Amirul Haj, agar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti, dan seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan haji yang mabrur. Amin.
Sementara itu, Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi mengatakan, salah satu rasa hormat saya pada rapat koordinasi haji tadi adalah laporan keterbukaan dari semuan unsur. "Tidak ada yang ditutup-tutupi, yang pahit yang manis semua dilaporkan. Ini sebagai langkah maju, karena seorang pimpinan jangan hanya mendengar yang manis-manis saja," ujar Hasyim.
Masalah haji, kata Hasyim adalah masalah yang besar, bukan hanya masalah aparat kementerian Agama saja, tetapi juga masalah niat dan disiplin umat. Disini harus ada pemikiran bagaimana melakukan koordinasi keumatan, karena kalau tidak seberapa besar pun kekuatan aparat akan berada dibawah ketidakdisiplinan.
Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi meminta agar jemaah menantapkan niatnya serta mendisiplinkan diri dalam melaksanakan ibadahnya. "Jemaah harus memiliki disiplin keumatan, jangan selalu tergantung pada petugas," ucapnya. (dikutip dari http://kemenag.go.id)
Usulan Penegerian Madrasah Mengendap
JAKARTA, (www.bataviase.co.id) - Sebanyak 460 usulan penegerian madarsah yang dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pendidikan Islam masih mengendap di Biro Hukum Kementerian Agama (Kemenag). Akibatnya, usulan tersebut tidak dapat diteruskan ke Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN dan RB) untuk mendapatkan surat rekomendasi.
Direktur Pendidikan Madrasah Firdaus Basuni mengatakan, tahun ini, ada 460 madrasah swasta yang diusulkan menjadi negeri. Surat usulan belum masuk ke Kemen PAN dan RB tapi masih di Biro Hukum. Hingga kini, usulan tersebut belum ditandatangani menteri agama. "Setelah kita cek lagi ter-nyata masih di Biro Hukum," aku Firdaus ketika dihubungi INDOPOS di Jakarta, kemarin.
Hingga kini, lanjut Firdaus, jumlah madrasah negeri baru mencapai 3.600 atau 8,6 persen dari total 40 ribu madrasah seluruh Indonesia. Sedangkan 91,4 persen dikelola yayasan atau swasta. Untuk itu, sejak 2009, dilakukan program penegerian madrasah.