Hal itu diungkapkan Amirul Haj saat memberikan keterangan pers tentang penyelenggaraan haji, di Daker, Mekkah, Rabu (3/11), didampingi Naib Amirul Haj KH.Hasyim Muzadi dan KH.Muhammad Muqodas,Dirjen PHU Slamet Riyanto dan Dubes RI di Arab Saudi dan Kesultanan Oman Gatot Abdullah Mansyur.
Amirul Haj juga meminta agar jemaah jangan memaksakan pisiknya, karena inti pelaksanaan ibadah haji masih jauh, yakni wukuf di Arafah. "Mereka harus menjaga kesehatan, jangan sampai pada waktu wukuf terganggu. Namun demikian pemerintah tetap siap mebadalkan atau mensafariwukufkan," ujar Suryadharma.
Amirul Haj Suryadharma Ali berharap agar jemaah haji Indonesia menjaga kekompakan, menjaga nama baik bangsa, karena jemaah haji Indonesia dikenal jemaah yang santun, tawadhu dan dapat diatur serta selalu membawa nama baik bangsanya.
Mari kita sama-sama doakan, kata Amirul Haj, agar penyelenggaraan ibadah haji tahun ini tidak mengalami hambatan-hambatan yang berarti, dan seluruh jemaah haji Indonesia mendapatkan haji yang mabrur. Amin.
Sementara itu, Naib Amirul Haj KH Hasyim Muzadi mengatakan, salah satu rasa hormat saya pada rapat koordinasi haji tadi adalah laporan keterbukaan dari semuan unsur. "Tidak ada yang ditutup-tutupi, yang pahit yang manis semua dilaporkan. Ini sebagai langkah maju, karena seorang pimpinan jangan hanya mendengar yang manis-manis saja," ujar Hasyim.
Masalah haji, kata Hasyim adalah masalah yang besar, bukan hanya masalah aparat kementerian Agama saja, tetapi juga masalah niat dan disiplin umat. Disini harus ada pemikiran bagaimana melakukan koordinasi keumatan, karena kalau tidak seberapa besar pun kekuatan aparat akan berada dibawah ketidakdisiplinan.
Mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi meminta agar jemaah menantapkan niatnya serta mendisiplinkan diri dalam melaksanakan ibadahnya. "Jemaah harus memiliki disiplin keumatan, jangan selalu tergantung pada petugas," ucapnya. (dikutip dari http://kemenag.go.id)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar